
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَثِيًّا فَاِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ، تَمَسَّكُوْابِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّا كُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٌ ضَلاَلَةٌ، وَفِيْ رِوَايَةٍ: وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat sekalipun (yang memimpin kalian) adalah seorang budak Habasyi. Maka barang siapa yang hidup dari kalian (di masa) itu dia akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa’ Ar Rasyidin yang telah mendapatkan pelunjuk setelahku. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan berhati – hatilah kalian dari perkara – perkara yang baru (dalam masalah agama), karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.” Dalam riwayat lain ada tambahan: “Dan setiap kesesatan tempatnya dalam neraka.”
{Sunan Abi Dawud (5/13)}
{Sunan Abi Dawud (5/13)}